Annyeong 2005!!! Chapter 4 (Cross Gene Fanfiction)

Sebelumnya...

Yoo Ra kaget melihat kedatangan Cross Gene ke kampusnya. Cross Gene akan mengadakan fanmeeting di sana. Apa Shin masih mengingat Yoo Ra?

CHAPTER 4
(APA YANG TERJADI PADAMU?)

cross gene fanfiction



Kembali ke fanmeeting Cross Gene.
Yoo Ra dan Min Ah sudah berada di barisan para fans yang berbaris memanjang untuk mendapatkan tanda tangan idola mereka. Satu jam telah berlalu, tapi barisan ini seperti tidak akan berakhir.
Min Ah berjinjit untuk melihat ke depan, wajahnya sudah tampak lelah, ia menghitung barisan orang di depannya, lalu menoleh menatap Yoo Ra yang berdiri tepat di belakangnya.
“Huft, sepuluh orang lagi!” serunya bahagia.
Yoo Ra membalas senyumnya, “Ya, sebentar lagi.”
“Kau baik – baik saja?” tanya Min Ah setelah melihat wajah Yoo Ra yang pucat.

Yoo Ra hanya menghela napas. Entahlah, ia merasa dirinya benar – benar gugup dan takut. Bagaimana jika Shin mengenalinya? Bagaimana reaksi pria itu begitu melihatnya? Pikiran Yoo Ra tak bisa lepas oleh pertanyaan -  pertanyaan semacam itu.
Min Ah menepuk pundaknya, “Kau harus tenang, Yoo Ra-ya. Lakukan saja seperti biasanya. Panggil dia ‘oppa’.”
Yoo Ra mendelik, “YA! Apa aku bisa tenang setelah kejadian semalam? Dia pasti mengenaliku!”
“Ya, dia pasti mengenalimu. Kau harus lebih berani. Kali ini, katakan apa yang ingin kau katakan.”
Yoo Ra menarik napas dan menghembuskannya pelan. “Baiklah, Park Yoo Ra, kau tidak boleh gugup di depannya. Lakukan yang terbaik! Fighting!”

***
Di panggung tempat fanmeeting dilakukan. 
  
“Oh, annyeong haseyo! Dimana aku harus tanda tangan?” Yongseok menyapa salah satu penggemar dan menandatangani CD album yang disodorkan padanya.
Sebenarnya, fanmeeting seperti ini cukup melelahkan, tapi ia senang karena bisa bertemu dengan fansnya secara langsung.
“Yongseok-a!”
Seyoung yang duduk di sebelahnya, memanggilnya setengah berbisik. Yongseok menoleh, “Wae, hyung?”
“Apa ada masalah?” tanya hyungnya itu.
Yongseok mengangkat bahu, “Entahlah, memangnya kenapa?”

Seyoung menatap Shin yang duduk di paling ujung. Yongseok mengikuti arah pandang hyungnya. Shin tampak tersenyum. Mungkin orang – orang tak menyadari bahwa raut wajah itu adalah palsu. Mereka yang tidak mengenal Shin pasti tertipu oleh senyum itu. Tapi tidak untuk mereka yang sangat mengenal Shin. Seperti Yongseok dan Seyoung, mereka tahu ada sesuatu yang mengganggu pikiran rekan satu grupnya itu.

Yongseok hanya menggeleng pelan, “Aku tidak tahu apa yang terjadi padanya.”
Seyoung menatap Shin, mencoba menemukan sesuatu. Ia harap dirinya bisa membaca pikiran. Kenapa dongsaengnya itu tidak bercerita padanya?

***

                    Yoo Ra menyadari jantungnya berdegup keras, tapi ia masih bisa mengendalikan diri. Saat ia tiba di hadapan Shin, pria itu menatapnya. Ada kilatan kaget dari caranya menatap, tapi hanya dua detik, dan detik berikutnya, yang terjadi hanyalah percakapan biasa. Tak ada yang istimewa.
“Jadi, aku harus tanda tangan dimana?” tanya Shin.
Yoo Ra menyodorkan sebuah CD terbaru Cross Gene yang dibeli beberapa minggu yang lalu. Shin menandatanganinya tanpa banyak bicara. Yoo Ra pun tak berani mengatakan apapun apalagi membahas soal kejadian semalam. Ia melupakan niat awalnya untuk memperkenalkan diri. Dan ia mendapati dirinya bersikap bodoh seperti semalam. Bungkam, tanpa bisa mengatakan apa - apa.
“Ini,” Shin menyodorkan CD yang telah di tanda tanganinya, “Terima kasih sudah datang.”
Yoo Ra beranjak pergi, tapi, langkahnya tertahan. Ia berbalik dan menatapnya, sebuah pertanyaan meluncur begitu saja tanpa bisa ia cerna
“Oppa, apa kau baik – baik saja?”
Bukan hanya Shin yang menatapnya heran, tapi juga member Cross Gene lain yang mendengar pertanyaannya.
Shin tak menjawab pertanyaannya. Pria itu langsung mempersilahkan fans lain yang telah menunggu. Member Cross Gene lain tersenyum menatapnya.
“YA! Dia baik – baik saja.” Ucap Yongseok menenangkan, “Jangan terlalu dipikirkan.”
Anehnya, Yoo Ra tidak merasa tersinggung sama sekali. Ia pun melangkah pergi menuruni panggung. Ia hanya menyuarakan apa yang ada di pikirannya. Tentang wajah murung Shin yang terlihat ketika pintu lift hampir tertutup. Sungguh, ia yakin ada yang tidak beres mengenai Shin. Dan, ia tidak bisa berhenti penasaran. Apa yang sebenarnya terjadi?

***

Fanmeeting selesai, matahari hampir seluruhnya terbenam. Setelah mengucapkan terima kasih kepada seluruh kru yang mengurus acara itu, member Cross Gene kembali ke mobil fan mereka, dan bersiap menuju dorm.
“Manajer Kim, kita makan malam dimana?” tanya Yongseok pada Manajer mereka ketika dalam perjalanan pulang.
“Aku ingin makan sesuatu yang pedas.” Timpal Sangmin yang langsung di balas anggukan oleh Takuya.
“Aku setuju, makanan pedas. Bagaimana kalau kita minum bersama juga. Ahh, rasanya sudah lama sekali kita tidak menikmati waktu luang.” Tambah Casper dengan penuh semangat.
Yongseok yang duduk di kursi samping kemudi menatap hyung hyungnya, “Baiklah, aku ikut saja.”
“Oke, akanku pesankan tempat di restoran yang biasa.” Ucap Manajer Kim, “Tapi, kalian harus tahu batas minum. Jangan sampai mabuk. Besok malam kita masih ada siaran radio.”
“Baiklah, baiklah, kau cerewet sekali Manajer.” Yongseok memukul gemas lengan Manajer Kim. Yang dipukul hanya tertawa.
“Oh ya,” Yongseok kembali menoleh ke belakang, “YA! Won ho-ya, kau ikut kan?”
Member lain sontak berbarengan menoleh kearah Shin yang duduk di kursi paling belakang bersama Takuya.
“Dia sepertinya tidur.” Ucap Takuya sambil mengamati wajah Shin.
“Sepertinya dia tidak akan ikut,” Sangmin menyimpulkan sendiri.
“Kalau Shin tidak ikut, aku juga tidak akan pergi.” Seyoung menambahkan dengan raut wajah datar. Semua member menatapnya dengan tatapan kesal.
“YA! Hyung, kenapa begitu? Ini tidak akan menyenangkan jika kalian seperti ini. Ayolah, sebenarnya ada apa sih? Kalian belakangan ini agak sensitif.” Casper mulai mengomel.
Yongseok menyandarkan tubuh ke kursi dan memilih melihat ke depan daripada ikut berbicara. Seyoung, Sangmin, dan Casper juga sepertinya enggan berkomentar lagi.
Manajer Kim tertawa melihat kelakuan anak – anaknya, “Hei, apa kalian ini anak kecil? Ayolah, jangan seperti itu. Aku tahu Shin sedang dalam keadaan tidak baik. Kalian tentunya bisa menghiburnya. Itu gunanya teman.”
“Aku bisa membangunkannya, hyung. Shin-a juga pasti mau ikut.” Takuya menengahi.
“Aku ingin makan ayam.” Ujar Shin tiba – tiba, tanpa sedikit pun membuka matanya.
Member lain langsung menoleh menatapnya.
“Jadi kau pura – pura tidur? Hah?” Casper menarik rambut Shin, “Cepat buka matamu!”
Shin tergelak lalu membuka matanya, “Baiklah, ayo kita pergi bersama.”
Sangmin bertepuk tangan senang, “Ayo! Ayam, bir, dan makanan pedas! Kita makan semuanya!”
“Baiklah, sepakat!” Yongseok berseru kencang, “Manajer Kim, let’s go!”
“Shin-a, kau baik – baik saja?” tanya Seyoung khawatir, masih bingung sedang sikap Shin. Ia yakin dongsaengnya itu sedang tidak baik, tapi kenapa dia seperti menutup – nutupinya.
“Memangnya aku kenapa, hyung?” Shin tersenyum menenangkan, “Aku tidak apa – apa. Sungguh!”
“Baiklah,” Seyoung hanya tersenyum datar. Apa firasatnya salah? Tapi ia mengenal Shin dengan baik. Ia menghela napas untuk menenangkan diri. Mungkin ia hanya terlalu khawatir.

Sementara Yongseok mulai berisik membicarakan tentang fanmeeting tadi, Shin memandang keluar jendela mobil dengan tatapan kosong. Ia menoleh ketika Takuya menyentuh pundaknya pelan. Sahabatnya itu tersenyum seolah – olah tahu apa yang sedang dipikirkannya. Tanpa suara, Takuya bertanya lewat sorot matanya, “Apa yang terjadi?”

***

Jam menunjukkan pukul sembilan kurang sepuluh menit. Malam ini Restoran Lee tempat Yoo Ra bekerja tidak terlalu ramai. Hanya ada beberapa meja yang terisi. Pesanan untuk diantar juga tidak banyak dan malam ini yang bertugas mengantar pesanan adalah Jin Goo-sahabatnya yang juga anak pemilik restoran ini. Jadilah malam ini, tugas Yoo Ra hanya mencatat pesanan, mengantarkan makanan ke meja pelanggan dan sesekali membersihkan meja yang kotor. Ahh, membosankan sekali.

Ingatannya tiba – tiba melayang kembali ke kejadian di fanmeeting tadi, tentang sikap Shin yang menurutnya terlihat aneh.
“Ahh, molla!” ucapnya frustasi. Ia menyingkirkan lap meja yang sedari tadi dipegangnya, lalu duduk di salah satu kursi kosong yang bersebelahan dengan jendela. Terdengar dering singkat dari ponselnya, ia menatap layar ponselnya tanpa minat. Oh, sebuah pesan dari forum diskusi fans Cross Gene di twitter. Yoo Ra menegakkan badan dan mulai menelusuri chat – chat para fans Cross Gene. Oh, mereka membicarakan fanmeeting tadi.

Kyaa!… jinjja… aku bertemu Yongseok oppa. Aku salah satu mahasiswa kampus itu. Beruntung sekali mereka datang dan menyapa seperti itu. How lucky I’am..

Yoo Ra mencibir membacanya, “Memangnya hanya kau mahasiswa yang melihatnya? Kenapa dia norak sekali!”
Yoo Ra membaca komentar berikutnya. Matanya langsung menyipit. Apa ini?

Aku melihat salah satu mahasiswa bertanya pada Shin oppa, tapi Shin mengabaikannya. Oh yaampun, aku yakin mahasiswa itu malu sekali.

Benarkah? Kau tahu siapa dia?

Aku sudah semester tiga, tapi tak pernah melihat wajahnya. Kurasa dia bukan mahasiswa yang terkenal.
Seperti apa wajahnya? Apa dia cantik?

Cantik? Hahaha, kurasa dia tak bisa dibandingkan, bahkan dengan hewan peliharaan Seyoung oppa sekalipun.

Yoo Ra mendelik tidak percaya. What? Apa mereka sedang membicarakan dirinya? Yaampun, hewan peliharaan mereka bilang?
“YA! Apa kalian pikir kalian oke, hah?!” ucapnya kesal sambil menunjuk – nunjuk layar ponselnya, “Apa kalian pikir kalian tahu segalanya. Dan, apa – apaan, dia baru semester tiga dan berani berkata seperti itu pada seniornya. Benar – benar kurang ajar.”
Yoo Ra baru hendak mengetik kalimat pembelaan ketika tiba – tiba suara bosnya membuyarkan konsentrasinya.
“Yoo Ra-ya!”
“Ne, ahjusshi…” Yoo Ra langsung berlari menghampiri Paman Lee- bosnya.
“Kita akan ada reservasi khusus. Tolong siapkan ruangan ya, Ahjusshi akan menyiapkan menu spesial. Harus siap sebelum pukul sepuluh, oke?” Paman Lee berpesan lalu berlalu pergi ke dapur.

Yoo Ra terdiam dengan heran, akan ada orang penting yang datang. Restoran ini memang sering kali mendapatkan reservasi khusus karena terkenal sebagai salah satu restoran tradisional terbaik di Seoul. Kali ini siapa kira – kira yang akan datang?
 Yoo Ra mengangkat bahu sambil menebak – nebak dalam hati. Apa salah satu menteri? Anggota EXO? Aktris atau aktor? Atau… Presiden?

***

Gomawopta untuk yang sudah sempetin baca sampe chapter 4 ini. Huft, minta doanya ya agar saya tetap konsisten melanjutkan kisah ini. Bagaimana menurut kalian tentang chapter 4 ini. Sebenarnya Shin itu kenapa sih? Saya juga masih bertanya - tanya apa yang sebenarnya dia pikirkan. Oke, komentarnya selalu ditunggu. Sampai jumpa di chapter 5. Bye...

Komentar

  1. Waahh eonnie ceritanya bagus (y) lama kelamaan bikin penasaran eon, rasanya pas baca greget banget :D

    Lanjut teruussss eon.......

    BalasHapus
    Balasan
    1. sipp deh... rajin rajin cek blog ini aja saeng. Pasti aku lanjutin. Thanks dah setia pantengin blog aku. ^^

      Hapus
  2. Waaw Daebak bru sekarang nemu ff cross gene :3 lanjut terus yaa :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah mampir. Jangan lupa mampir lagi buat baca chapter selanjutnya. ^^

      Hapus

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan dan mohon tidak menyebarkan link hidup di kolom komentar. Terima kasih.

Postingan populer dari blog ini

Hello Monster (Remember You) Korean Drama

[MV] HUH GAK ‘The Person Who Once Loved Me’

Annyeong 2005!!! Chapter 6 (Cross Gene Fanfiction)