(Review Movie) Hello, Goodbye!


Halo, Selamat tinggal…


Waktu film ini pertama kali dirilis dulu, saya pernah mendengar beritanya di televisi tapi belum benar – benar pernah menontonnya. Barulah beberapa bulan yang lalu, ketika sedang mendownload video di youtube saya menemukan film ini dan mendownloadnya. Karena kesibukan yang melanda, maklum saya kelas XII, filmnya baru saya tonton semalam. Dan kali ini saya ingin membuat review dari hasil tontonan saya semalam.




Hello Goodbye adalah film produksi dalam negeri  yang dipublikasikan pada 29 November 2012 ini diperankan oleh Atiqah Hasiholan (Indah) dan Rio Dewanto (Abi Manyu), disutradarai oleh Titien Wattimena yang sebelumnya lebih dikenal sebagai penulis naskah bagi film – film seperti Mengejar Matahari (2004), In The Name Of Love (2008), Minggu Pagi di Victoria Park (2010), dan Tanda Tanya(2011). Awalnya ketika baru menonton, kita akan disuguhi pemandangan pelabuhan di Busan, Korea Selatan dengan prolog singkat percakapan antara Indah dan Abi yang kira – kira seperti ini :
Abi : “Hidup saya dimulai waktu Ibu melambaikan tangan melepas saya pergi dari rumah, kalo kamu?”
Indah : “Nggak tahu.”
Abi : “Nggak tahu? Katanya kamu selalu punya tujuan dalam hidup?”
Indah : “Hubungannya sama pertanyaan kamu yang tadi?”
Abi : “Gimana kamu bisa sampai ke tujuan kamu itu kalau kamu nggak tahu titik awalnya.”

Film ini menceritakan tentang kehidupan Indah, seorang gadis yang bekerja di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Busan, Korea Selatan. Indah hidup di Busan  bersama seorang temannya. Setiap hari Indah menjalani hidupnya dengan bekerja, pergi bersama rekan – rekan kerjanya, makan bersama teman – temannya, tapi, kehidupan Indah di Busan benar – benar terasa membosankan. Iandah selalu merasa bahwa berada di Busan bukanlah jalan hidup yang tepat baginya. Perasaan itu membuatnya menjadi gadis galak, pemurung, dan dingin kepada semua orang. Pangkatnya yang masih rendah di KBRI membuatnya kerap kali mendapat tugas – tugas yang tidak dia sukai seperti misalkan menjadi turis guide orang – orang Indonesia yang datang ke Busan. Dia diperlakukan seenaknya seperti pembantu setiap kali menjadi turis guide orang – orang dari Indonesia itu.
Indah benar – benar jenuh dengan hidupnya. Oleh karena itulah, Indah memiliki tujuan dalam hidupnya. Ia ingin lebih baik dari ini, ia ingin naik jabatan dan ditempatkan di Negara yang lebih besar, di kota yang lebih besar, Amerika misalnya. Yang ia tahu, ia benar – benar bosan ada di kota ini.  Setiap hari, yang ada di kepalanya hanya ia ingin meninggalkan kota ini. Ia rindu Indonesia. Tapi tentunya dia tidak bisa pulang untuk alasan itu.

(Indah sedang bermain boneka buatannya untuk menghibur diri)


Kehidupan Indah yang serba hambar itu pelan – pelan mulai berubah setelah Abi datang ke kehidupannya. Abi adalah seorang pria yang lama tinggal di kapal dan tidak sengaja berlabuh di Busan karena mengalami serangan jantung. Selama Abi ada di Busan, atasan Indah menyerahkan urusan Abi pada Indah sampai Abi sembuh dan bisa dipulangkan ke Indonesia.
Siapa sangka, Abi yang pada awalnya bersikap cuek dan dingin, dengan Indah yang tak kalah dinginnya bisa saling jatuh cinta. Abi mengajarkan pada Indah tentang arti menikmati sebuah perjalanan, sementara Indah mengajarkan Abi tentang pentingnya memiliki tujuan dalam hidup. Kisah cinta singkat mereka di Busan harus terhalang oleh jarak ketika Abi harus dipulangkan ke Indonesia sementara Indah tetap harus di Busan.
Film ini memang tidak mengangkat tema yang rumit sehingga mudah dipahami. Selain itu, film ini juga mengangkat sisi lain dari kehidupan seorang yang bekerja di KBRI. Ternyata bekerja di KBRI itu tidak seindah apa yang ada di pikiran kita semua. Ada kalanya kita menemui masalah – masalah seperti yang dialami Indah. Tapi yang terpenting, film ini mengajarkan kita untuk selalu mensyukuri apa yang kita dapatkan, menjalani setiap proses kehidupan dengan tersenyum dan yakin bahwa suatu saat apa yang kita impikan akan terwujud. Mungkin, untuk daya jual, film ini menyuguhkan keindahan alam kota Busan yang membuat penonton merasa suasana di film benar – benar tenang.
Atiqah dan Rio sama – sama mampu menunjukkan acting yang maksimal untuk film ini. Dan untuk yang suka Eru, Eru jadi cameo di film ini lho! Dia juga menyanyikan salah satu soundtrack di film ini berduet dengan Atiqah Hasiholan, judulnya Black Glasses.
Hello Goodbye juga sangat kental dengan romantisme Korea yang dikemas apik dalam sebuah kisah yang terkesan manis dan membuat penonton merasa film ini menarik. Dialog – dialog yang intens antara kedua tokoh semakin menguatkan chemistry yang terbangun. Walaupun tokoh Indah digambarkan memiliki kepribadian yang datar, tapi pembawaan alur film ini perlahan membuat kepribadian Indah yang sebenarnya kerkuak keluar. Begitu pula dengan Abi, pria yang awalnya brutal ini perlahan berubah menjadi lebih baik. Persamaan watak yang sama – sama keras ini membawa mereka pada kesatuan yang begitu intens.
(Kiri : Abi Kanan : Indah)
Tapi sayangnya, disamping chemistry yang terbangun begitu erat antara kedua pemeran utama, pemeran – pemeran pendukung tidak ada yang benar – benar hidup. Tidak hidup disini maksud saya, semua pemeran pendukung sama datarnya dengan pemeran utama. Sehingga nuansa kehidupan di Hello Goodbye terlihat tak hidup dan sangat datar.
Terlepas dari semua itu, untuk saya, Hello Goodbye cukup bagus untuk disimak. Silakan download di youtube karena versi full movienya sudah ada. :)
(Atiqah Hasiholan dan Rio Dewanto)

(Kiri : Eru, Kanan : Atiqah Hasiholan)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hello Monster (Remember You) Korean Drama

[MV] HUH GAK ‘The Person Who Once Loved Me’

Annyeong 2005!!! Chapter 6 (Cross Gene Fanfiction)